Friday, September 18, 2015

Perfect Mother

Cinta yang tulus itu, dari Ibu
Ibu, Mama, tapi aku biasa memanggil mama ku dengan panggilan khusus “amacin” merupakan panggilan singkat dari mama cinta. Seperti seorang kakak, seorang ibu yang luar biasa penyayang, seorang ibu yang luar biasa kuat. pahlawan wanita ku bernama mama. Tugas mu untuk hidup seperti benar - benar telah selesai. Mama seperti menyelesaikan semua. 
Haji. Aku masih ingat betul ditahun 2006, orang tuaku sangat bersemangat untuk mengikuti program arisan haji. Waktu itu malam hari di suplir dilaksanakan pengocokan urutan arisan haji, dan orangtua ku mendapat urutan yang ke-6. Walau sudah mengikuti arisan haji, itu dirasa belum cukup agar bisa menunaikan ibadah haji segera, mulailah menabung untuk langsung mendaftarkan porsi haji. Setelah mendapat nomor porsi haji berulang kali dilihat melalui website akan direncakanan berangkat tahun berapa. Setelah orangtuaku mendapatkan gilirannya (ke-6) uang arisannya pun langsung dugunakan untuk pelunasan, dan dalam 3tahun bisa berangkat ke Tanah Suci.
S2. Mamaku amatlah pintar, cerdas. Selama mengenyam pendidikan dari kecil sampai universitas (beasiswa semua). Bahkan pada waktu itu mama mengambil 4 prodi jurusan yang berbeda di Universitas Indonesia dan semuanya beasiswa, Namun, akhirnya yang dipilih mama ku adalah Matematika. Tapi bukan hanya menguasai matematika, mamaku juga menguasai Bahasa Jerman, karna waktu itupun mengambil prodi Bahasa Jerman. Setelah berkuliah D3, langsung mengajar menjadi guru dan menyambi mengambil pendidikan S1 di Universitas Terbuka, karena fleksiblenya waktu kuliah. Mama pun berhasil menyelesaikan kuliah S1nya itu saat aku SD dan adikku pun sekitar usia 5tahun atau 6tahun. Selagi aku kuliah tingkat 2, mama pun mengambil kembali pendidikan S2, dapat menyelesaikannya dengan tepat waktu, mengerjakan tesis yang luar biasa, dan lulus dengan IPK Cumlaude. Mama sudah selesai S2nya, aku waktu itu masih tingkat 3 atau 4 awal.
Rumah Baru. Beberapa kali jika hujan deras, kami kebanjiran. Banjir yang paling parah, waktu rumah kami masih sendirian, sekitar aku SMP. Sampai adikku dan aku disuruh tinggal di eyang karna banjir merendam setengah rumah kami. Dan beberapa banjir kecil yang juga kami alami, ya mungkin hanya setinggi lutut, dan kami hanya mengungsi kerumah tetangga. Walau banjir, dan kalau hujan cukup membuat kami yang di dalam rumah merasa ketakutan, karena kilat, sambaran petir, dan angin sangat terasa di rumah kami yang dipinggir persawahan. Kami sangat menyukai rumah yang penuh kenangan itu Dibangun oleh orangtua kami dengan uang 100Juta, kemudian dikeramik oleh tukang. Dan yang mengecat tembok rumah itu, kami sekeluarga! ya sekeluarga kami mengecat tembok rumah. Rumah itu benar2 penuh memory yang luar biasa. Tapi setelah orangtua ku pulang dari Haji, kami saat itu mengalami kebanjjiran dan datanglah keluarga ku menawarkan rumahnya yang lain agar dibeli oleh orangtua ku, dengan harga yang sangat murah, pembayaran bisa cicil, dan kami dipaksa membelinya. Rumah baru keadaan setengah jadi itupun di renovasi habis - habisan oleh mamaku. mulai dari pasang langit2 atas, menentukan cat rumah itu pilihan aku sama mama looh. keramik pakai tukang dan sangat diawasi dengan detail sama mama. Memasang pintu dan jendela satu persatu sesuai dengan tersedianya uang atau tidak. Pelunasan hutang pembayaran rumah, bahkan sampai pengurusan surat - surat rumah pun semua selesai diurus sendiri oleh mama ke notaris dan kelurahan (ditemani aku yang mengantar pakai motor)

Aku Lulus Kuliah. Permintaan mamaku waktu itu adalah aku bisa menyelesaikan kuliahku, jangan sampai terhenti ditengah jalan. Dan alhamdulilah, dengan izin Allah, jalanku untuk menyelesaikan S1 ku sangatlah mudah. Dan pada 19Oktober2014, mama telah melihatku memakai toga. Walau tidak dapat melihat secara langsung acara pengukuhanku karna mama saat itu sudah susah untuk bangun dari tempat tidurnya.

Aku di PPM. Mungkin ini salah satu lagi restu mamaku mengizinkan ku untuk tinggal di PPM, menyelesaikan pemanqulanku (tersisa beberapa yg belum), memberikanku kesempatan untuk mempersungguh agama, memperbanyak keilmuan.

Alhamdulillah. Alhamdulillahi Jaaza Kilahu Khoiro mama sayang.
Mama disaksikan baik. Dan kakak juga berusaha supaya jadi anak yang sholehah agar senantiasa bisa mendoakan mu, amacin sayang ..
Hj. Dwi Aji Astuti S.Pd (sebenarnya sudah memiliki gelar S2, namun saya tidak tahu)
Foto ini saat aku masih usia 4 atau 3 tahun. Kami keluarga kecil yang menghadiri acara nikahan teman mamaku