Friday, January 28, 2011

Bola Api Hijau Misterius Melintasi Langit AS

"Yang bisa kupikirkan, hanya bayangan soal kiamat 2012 -- setelah kematian massal burung."

Sebuah bola api menakjubkan terlihat melintas di langit timur Amerika Serikat, Selasa 11 Januari 2011 malam. Saat menuruni Bumi, benda itu mengeluarkan kilat cahaya menyilaukan, menerangi malam. "Aku melihat bola api raksasa jatuh dari langit," kata saksi mata Rodney Anderson seperti dimuat situs www.ksla.comIa mengaku gugup saat itu. "Yang bisa kupikirkan, hanya bayangan soal kiamat 2012 -- setelah kematian massal ikan dan ribuan bangkai burung jatuh dari langit."

Gambaran tentang bola api besar yang melintas juga datang dari pasangan Bruce dan Beverly Faulkne. Mereka mengaku melihatnya saat membelokkan mobil menuju pekarangan mereka di Mississippi. "Sebelum aku berbelok dengan sempurna, benda itu sudah menghilang," kata Bruce yang mendeskripsikan meteorit yang ia lihat seukuran mobil SUV dan memiliki ekor berwarna oranye. "Kami pikir jika 10 kaki lebih rendah,  bola api itu bisa membakar gudang pertanian milik kami atau apapun," kata Bruce Faulkne.

Badan Meteorologi setempat mengaku menerima lusinan telepon soal penampakan cahaya misterius di langit. Sementara, Randle Drane, Direktur Manajemen Darurat di Copiah County, Mississippi, mengatakan, tak hanya melihat kilatan cahaya, warga juga melaporkan mendengar suara ledakan. "Pasukan pemadam kebakaran dan sukarelawan pergi mencari tahu apa yang terjadi, tapi mereka pulang dengan tangan kosong," kata Drane, seperti dimuat Daily Mail

Apa benda mistrius itu? Pejabat setempat mengatakan bahwa sinar misterius yang bisa terlihat dari Oklahoma sampai Florida itu diduga kuat adalah meteorit. 

Diduga kuat batu luar angkasa itu mungkin mengandung tembaga, itu berdasarkan kesaksian beberapa saksi yang melaporkan melihat semburat hijau terang dari meteorit itu. Seorang astronom amatir, Bryan Bergon sempat mengabadikan meteorit tersebut. Ia sedang mengamati konstelasi Orion saat tiba-tiba terlihat cahaya terang di langit. 

Sementara, Kantor Sheriff  Sebastian County  di Arkansas mengatakan meteorit diduga kuat menghantam wilayah di dekat Poteau Mountain, Oklahoma sekitar pukul 20.30 waktu setempat. Dr. Alexander Ruzick dari Portland State University mengatakan meteorit adalah hal yang biasa yang bisa terjadi di seluruh dunia. 

Pada 8 Oktober 2009, meteorit juga 'mampir' di Bone, Sulawesi Selatan. 

Menurut perkiraan Badan Antariksa AS, NASA, asteroid yang meledak di Bone berdiameter 10 meter dengan kekuatannya tiga kali bom atom yang meluluhlantakkan Hiroshima atau 50 ribu ton TNT (bahan pembuat bom). Asteroid Bone adalah salah satu yang terbesar yang pernah diobservasi.

Beruntung, asteroid itu tak menyebabkan kematian dan kehancuran massal. Menurut ahli astronomi, Peter Brown dari University Western Ontario, Canada, kehancuran tak terjadi karena meledak pada ketinggian  15 sampai 20 kilometer di atas permukaan bumi.

Credit : VivaNews

China Bangun Taman Antariksa

Nantinya, pengunjung dapat menikmati pameran tentang Bumi, Bulan, Mars, dan Matahari.

China tengah membangun taman bertemakan luar angkasa sebagai pusat ilmu pengetahuan yang ditujukan bagi generasi muda yang ingin lebih dekat dengan segala sesuatu yang berhubungan dengan ruang angkasa dan antariksa. Namun demikian, taman sains yang dibangun di Wencang itu nantinya dibuka untuk publik.

Untuk diketahui, Wenchang adalah pusat peluncuran satelit China yang kini masih dalam proses pembangunan sejak tahun 2007. Ia dijadwalkan rampung pada tahun 2013 sebagai bantal peluncuran roket buatan China.
Taman Antariksa itu akan berdiri di atas tanah seluas 120 hektare di Kota Wencang, propinsi Hainan. "Proyek ini diperkirakan akan menelan biaya 3 miliar yuan (setara Rp27 triliun)," kata desainer taman itu, dikutip VIVAnews dariXinhua, Rabu 19 Januari 2011.

Apa yang bisa ditemui di taman antariksa China ini? Di dalamnya terdapat empat seksi pameran, yaitu Bumi, Bulan, Mars, dan Matahari. "Pengunjung bahkan bisa masuk ke stasiun peluncuran roket dan menonton peluncuran roket yang sebenarnya," ujar pejabat yang berwenang.

Taman ini dibangun oleh China Aerospace International Holdings Limited, perusahaan pembiayaan yang terdaftar di bursa Hong Kong, yang mana China Aerospace Science and Technology Corporation sebagai pemegang saham mayoritasnya.

Sekadar diketahui, China saat ini memiliki tiga stasiun peluncuran, termasuk Jiuquan Satellite Launch Center, Taiyuan Satellite Launch Center, dan Xichang Satellite Launch Center. 



Credit : VivaNews

Fakta Mengerikan Seputar Perjalanan Angkasa

Banyak yang membayangkan perjalanan ke luar angkasa merupakan impian indah.

Anda bercita-cita untuk menjadi seorang astronot? Atau memimpikan ingin berjalan-jalan ke luar angkasa? Jangan melulu bayangkan hal yang indah-indah. Seperti dikutip dari Discovery, 12 Januari 2010, ada beberapa fakta yang "menarik" seputar kepergian ke luar Bumi itu.

Bangkai Makhluk Hidup

Penelitian dan eksplorasi ruang angkasa telah mengorbankan sejumlah nyawa makhluk hidup, terutama hewan. Jika Anda mengira mengorbankan monyet dan anjing di lab-lab pengujian atas nama ilmu pengetahuan di Bumi, sudah cukup buruk, bayangkan hal ini.

Sejumlah misi luar angkasa awal melibatkan prosedur re-entri ke Bumi. Sayangnya, tidak seluruh pesawat ulang alik berhasil. Diperkirakan, kini banyak bangkai anjing dan simian, jenis monyet yang mirip dengan manusia, yang telah menjadi mumi terus mengorbit Bumi sampai saat ini.

Kebocoran Udara
Alexei Leonov merupakan kosmonot Rusia pertama yang berjalan di ruang angkasa pada tahun 1965 lalu. Sayangnya ia mengalami kebocoran udara dan bahan pakaian mengalami kaku yang tidak diantisipasi sebelumnya. 

Kakunya material kostum memaksa ia berupaya kembali ke dalam kapsul dengan susah payah. Ia terpaksa harus menurunkan tekanan di dalam kostum dengan risiko bahan kostum itu menggencetnya ke dalam. 

Belum selesai sampai di situ, Voskhod, pesawat yang ia tumpangi meleset dari jalur dan mendarat di pegunungan Ural. Ia terpaksa tetap tinggal di dalam kapsul ruang angkasa tersebut di dalam sampai pertolongan tiba. Di luar, serigala lapar sudah menunggu.

Toilet
Pada 5 Mei 1961, astronot Alan Shepard lebih memilih untuk kencing di celana di pesawat Freedom 7 yang ia tumpangi. Andrew Chaikin, penulis khusus luar angkasa mendeskripsikan, perjalanan ke orbit demikian mengerikan.

Ia menuliskan bahwa toilet di ruang angkasa hanyalah berbentuk pembungkus seperti topi dengan lapisan perekat di pinggirnya. Astronot perlu mengoleskan atau memberikan lapisan anti kuman setelah ia buang hajat.

Nasihat para astronot bagi yang terpaksa memenuhi panggilan alam adalah: telanjang, siapkan waktu sekitar satu jam, dan bawa tisu banyak-banyak. Lakukan secepat mungkin sebelum urin membeku.

Dekompresi Mendadak
Tiga orang astronot Soyuz 11 tewas saat pesawat itu melepaskan tekanan udara saat akan masuk kembali ke atmosfir. Tahun 1965, seorang teknisi dari Johnson Space Center, Houston, AS berhasil hidup dan menceritakan pengalaman serupa.

Saat ia berada di ruang vakum, kecelakaan terjadi dan secara tidak sengaja, kostum luar angkasa yang ia gunakan kehilangan tekanan. Sebelum ia kehilangan kesadaran, yang ia rasakan adalah sensasi lembab yang ia rasakan di lidah terasa seperti mendidih.

Tidak seluruh pakar sepakat seputar gejala dekompresi mendadak. Akan tetapi, beberapa kemungkinannya adalah daging yang membengkak, darah menguap, bola mata meletus, dan pecahnya paru-paru.

Anda masih tertarik untuk pergi ke ruang angkasa dalam waktu dekat?
Credit : VivaNews

Tempat Paling Ekstrim di Tata Surya

Fenomena serupa dengan yang terjadi di Bumi namun dengan skala yang jauh lebih dahsyat.

Sistem tata surya kita merupakan tempat berbagai kondisi ekstrim. Dalam bukunya yang berjudul The 50 Most Extreme Places in Our Solar System, David Baker dan Todd Ratcliff memaparkan di mana saja tempat-tempat yang paling unik hingga mengerikan di tata surya. 

Badai Tercepat
Awan badai berkecepatan hingga 600km/jam telah terjadi di planet Jupiter selama hampir 345 tahun sejak pertama kali berhasil diamati pada tahun 1665. 

Palung Samudera Terdalam
Europa, salah satu bulan milik planet Jupiter memiliki palung samudera terdalam di tata surya. Kedalamannya diperkirakan mencapai 100km atau 10 kali lipat palung Mariana, titik terdalam di planet Bumi. 

Kawasan Volkanik Terpadat

Io, salah satu bulan yang juga milik planet Jupiter, merupakan tempat dengan tingkat aktivitas vulkanik tertinggi di tata surya. Seluruh permukannya bulan itu dipenuhi oleh gunung berapi aktif.

Petir Terhebat
Sambaran petir atau kilat di planet Saturnus berkekuatan hingga 1.000 kali lipat petir yang terjadi di bumi. 

Durasi Siang-Malam Terkacau
Hyperion, salah satu bulan yang dimiliki planet Saturnus berotasi secara tidak beraturan. Dampaknya, rotasi tersebut mengakibatkan waktu siang dan malam di bulan itu tidak pernah sama tiap harinya.

Hujan Termewah
Para peneliti mengungkapkan teori paling menarik. Diperkirakan, reaksi kimia yang terjadi di atmosfer Planet Uranus dan Neptunus akan menghasilkan hujan berlian di seluruh permukaan planet.

Tempat Terpanas
Suhu permukaan yang mencapai 460 derajat celcius menjadikan planet Venus sebagai planet yang paling panas di tata surya. Sebagai gambaran, planet Merkurius, planet terdekat dengan Matahari, suhunya sangat bervariasi namun tak sampai setinggi suhu Venus. Di kawasan terpanas Merkurius, suhunya hanya mencapai 426 derajat celsius.

Gunung Tertinggi
Gunung Olympus di planet Mars adalah gunung api tertinggi di tata surya. Ketinggiannya mencapai 27 ribu meter atau 3 kali lipat tinggi gunung Everest yang ada di planet Bumi.

Ngarai Terbesar
Planet Mars memiliki ngarai terbesar di tata surya, kedalamannya diperkirakan mencapai sekitar 10 ribu meter atau hingga 6 kali lipat kedalaman ngarai Grand Canyon di Amerika Serikat. Berikut foto: Tempat Paling Ekstrim di Tata Surya. (NASA, Edliadi)



Credit : VivaNews

Spaceport America, Bandara Luar Angkasa

Bandara didesain ramah lingkungan. Ia menggunakan teknologi yang disebut “Earth Tubes”.

Spaceport America adalah fasilitas pertama di dunia yang ditujukan khusus melayani penerbangan komersial ke antariksa. Bandara ini ditujukan pula untuk para jutawan yang ingin berwisata ke luar angkasa menggunakan pesawat Virgin Galactic. 

Bandara yang mulai dibangun pada 2006 itu terletak di sebuah gurun pasir terpencil di dekat Kota Truth or Consequences, New Mexico, Amerika Serikat. Spaceport America berdekatan dengan White Sands Missile Range, fasilitas militer angkatan udara AS. 

Di kawasan barat bandara, tersedia fasilitas pendukung administrasi untuk kantor Virgin Galactic (maskapai penerbangan luar angkasa swasta milik milyuner Richard Bronson) serta New Mexico Spaceport Authority.

Kawasan tengah, yang memiliki hangar seluas 4.366 meter persegi digunakan untuk menampung pesawat White Knight Two, dan SpaceShipTwo. Dua wahana itu dapat mengantarkan manusia ke luar angkasa. Di kawasan timur, tersedia kawasan pelatihan, operasional, terminal keberangkatan, ruang ganti pakaian luar angkasa, dan kawasan publik.

Pada restauran dan ruang kontrol misi, pengunjung bisa melihat langsung apron, runway, dan pemandangan di belakangnya.

Bandara ini juga didesain ramah lingkungan. Ia menggunakan teknologi yang disebut “Earth Tubes” untuk mendinginkan gedung, menggunakan panel sinar matahari, pemanas dan pendingin bawah tanah, serta ventilasi alami di musim panas. Pengunjung dapat memanfaatkan layanan shuttle bus menuju Spaceport.

Meski konstruksi bandara belum benar-benar rampung, akan tetapi sejak Oktober 2009, delapan misi penerbangan sub orbit (100 kilometer di atas permukaan laut) telah diluncurkan dari bandara tersebut. Bandara ini sendiri baru akan tuntas dibangun pada tahun 2011.
Berikut Foto: Spaceport America, Pangkalan Antariksa Komersial (Foto: Spaceport America/Tyo)
Credit : VivaNews

Teleskop Hubble Temukan Galaksi Tertua

Berdasarkan kalkulasi, diperkirakan galaksi ini lahir 480 juta tahun setelah Big Bang.

 Teleskop ruang angkasa Hubble telah mendeteksi sebuah galaksi baru. Galaksi ini merupakan galaksi tertua yang pernah terdeteksi. Ukurannya yang kecil juga berpotensi menyimpan petunjuk bagaimana bintang terbentuk saat alam semesta masih berusia muda.

Setitik cahaya kecil dari galaksi itu yang berhasil ditangkap oleh telescop Hubble yang mengorbit di Bumi membutuhkan 13,2 ribu juta tahun untuk mencapai Bumi. Artinya, galaksi tersebut hadir sekitar 480 juta tahun setelah Big Bang terjadi.
Meski terdapat kemungkinan bahwa masih ada galaksi lain yang lebih tua dibanding galaksi yang baru ditemukan ini, akan tetapi, menurut para astronom, ia hanya bisa dideteksi oleh sensor generasi mendatang yang akan hadir di teleskop penerus Hubble.

“Kita sudah semakin dekat untuk mendapati galaksi pertama yang diperkirakan terbentuk 200 sampai 300 juta tahun setelah Big Bang,” kata Garth Illingworth, profesor astronomi dan astrofisika dari University of California, Amerika Serikat.

Galaksi ini, kata Illingworth, seperti dikutip dari Cosmosmagazine, 27 Januari 2010, berusia jauh lebih tua dibanding galaksi yang sudah ditemukan sebelumnya.

“Kami menghabiskan waktu uji coba selama berbulan-bulan untuk memastikan. Kini kami cukup yakin bahwa inilah galaksi tertua yang pernah ditemukan,” kata Illingworth. “Jika dibandingkan dengan galaksi Bima Sakti kita, ukuran galaksi ini 100 kali lebih kecil,” ucapnya.
Sama seperti pesatnya jumlah bintang yang ditemukan, demikian pula dengan jumlah galaksi. Fakta ini mendukung teori bahwa terbentuknya galaksi ditempa oleh daya tarik gravitasi oleh apa yang disebut dengan dark matter.

Sebagai informasi, astronom mengukur usia bintang menggunakan apa yang disebut dengan redshift. Semakin jauh sinar tersebut berjalan, semakin panjang dan semakin merah menjadi panjang gelombangnya.

Angka redshift yang tinggi mengindikasikan bahwa objek yang memancarkan sinar tersebut berusia tua karena cahaya yang dipancarkan telah menempuh miliaran tahun cahaya untuk tiba di bumi, setelah melewati alam semesta yang terus meluas.
Adapun galaksi yang baru ditemukan itu, yakni UDFj-39546824, ditemukan di sebuah sektor langit berukuran seujung jari yang disebut Hubble Ultra-Deep Field. Ia ditemukan saat Hubble melakukan pemindaian selama 87 jam pada tahun 2009 dan 2010 lalu.

Setelah ditemukan, astronom kemudian menghitung redshift yang ada dan nilainya mencapai 10,3. Galaksi tertua yang ditemukan Oktober lalu oleh sekelompok astronom internasional hanya memiliki nilai redshift sebesar 8,6.

Temuan galaksi baru ini dimungkinkan oleh Wide Field Camera 3 yang dipasang di Hubble Space Telescope oleh astronot NASA pada Mei lalu. Kamera baru itu mendongkrak kemampuan Hubble setidaknya 30 persen dibanding sebelumnya.

Akan tetapi, kemampuan menangkap redshift hingga 10,3 tampaknya merupakan batas maksimal. Untuk menangkap redshift lebih dari itu, astronom tampaknya membutuhkan James Webb Space Telescop yang baru akan diluncurkan NASA pada 2014 mendatang.



Credit : VivaNews

Thursday, January 27, 2011

Tempat Menakjubkan di Muka Bumi

Lokasi menakjubkan yang hanya bisa ditemui di lokasi ini saja.

Ada sebuah danau tetapi bukan berisi air. Danau itu dipenuhi lava panas yang beribu-ribu derajat celcius. Itu adalah Danau Lava di Gunung Erta Ale, Ethiopia. 

Danau Lava Gunung Erta Ale merupakan salah satu dari sekian banyak tempat yang menakjubkan di muka bumi ini. Gunung Erta Ale yang terletak di ketinggian 613 dari permukaan laut itu memiliki dua danau lava yang masih aktif, yang berada di pinggiran laut. 

Lokasi menakjubkan lainnya adalah Pulau Socotra, di Samudera Hindia, Yaman. Socotra atau Suquthra dalam bahasa Arab ini berada di sekitar 380 kilometer dari Arab Saudi. 

Dijamin, ribuan jenis tumbuhan di Pulau Socotra tidak dapat ditemui di belahan bumi manapun. Karena letak pulau ini yang sangat terisolasi. 

Titik eksotik dunia lainnya adalah Gunung Dallol. Mengapa unik? Karena gunung ini tersembunyi di bawah lapisan garam di gurun Danakil di wilayah Ethiopia. Kandungan garam, mineral, dan mineral lainnya menumpuk di lokasi ini.  Berikut Foto: Tempat Menakjubkan di Bumi



Credit : VivaNews

Villa Vals, Switzerland, by Bjarne Mastenbroek and Christian Mueller

The design of Villa Vals is by Bjarne Mastenbroek of SeARCH from the Netherlands and Christian Müller of CMA in Switzerland. Their design plan was to completely integrate the villa into the landscape to avoid disturbing the unspoiled nature. That is why access to the villa is only possible via the nearby wooden Graubünder shed, through an underground tunnel which runs straight through the mountainside. The architects thought that it should be possible to conceal a house in an Alpine slope while still exploiting the wonderful views and allowing light to enter the building.
Surprised that it was permissible to construct a pair of dwellings so close to the world famous thermal bath of Vals, the client seized the opportunity to develop the site, without disturbing the bath’s expansive views. The introduction of a central patio into the steep incline creates a large façade with considerable potential for window openings. The viewing angle from the building is slightly inclined, giving an even more dramatic view of the strikingly beautiful mountains on the opposite side of the narrow valley.
The local authority’s well intentioned caution, that un-usual modern proposals were generally not favoured, proved unfounded. The planners were pleased that the proposal did not appear ‘residential’ or impose on the adjacent bath building. The scheme was not perceived as a typical structure but rather an example of pragmatic unobtrusive development in a sensitive location. The placing of the entrance via an old Graubünder barn and an underground tunnel further convinced them that the concept, while slightly absurd, could still be permitted.
Switzerland’s planning laws dictate that it is only possible to grant a definitive planning permission after a timber model of the building’s volume has first been constructed on site. This can then be accurately appraised by the local community and objected to if considered unsuitable. For this proposal, logic prevailed and this part of the process was deemed to be unnecessary. The façade of the house is slightly slanted, adding to the view of the mountain scenery across the valley opposite of the house.
The house, which was completed in 2009, was built and furnished in cooperation with a large number of Dutch designers and companies that produce Dutch design. Their willful designs fit well in the spacious, industrial architecture of the villa. Pieces and objects of, amongst others, Hella Jongerius, Demakersvan, Scholten & Baijings, Marcel Wanders, Claudy Jongstra, Royal Tichelaar Makkum and Vitra Nederland were used. The spacious interior is an eclectic, but balanced mix of contemporary Dutch Design. A unique combination of architecture, interior and styling.

Project credits
architect SeARCH and CMA
design Bjarne Mastenbroek and Christian Müller
assistants SeARCH Louis Toebosch, Ton Gilissen, Laura Álvarez Rodríguez, Alexandra Schmitz w/ Michal Palej, Daniel Abraha, Markus Wesselmann
assistants CMA Blazej Kazmierski, David Strebicki

photography Iwan Baan

Credit : 2Modern

Infusing Fun into Design

At the 2Modern blog, we believe the word “modern” carries broad, intoxicating  and wonderful promises. One of those is the ability to better the world in small but meaningful ways. This self-explanatory video and project is by the folks behind The Fun Theory. We particular like their motto: “This site is dedicated to the thought that something as simple as fun is the easiest way to change people’s behaviour for the better.” That’s some modern thinking we can get behind.







Credit : 2Modern

A House like mini Luxury Hotel

Ismini Karali, a greek conceptual designer and architect designed a luxury villa located in Agia Marina, a southern region of Athens. It is 660 square meters and consists of three levels.
Surrounded by a beautiful garden of 4.000 square meters, an elevated pool stands on the highest point of the hill, facing the spectacular view. Luxury materials, unique lighting fixtures and textiles are combined successfully under the philosophy of a modern way of living comfortable and relaxing like being in a small luxury resort.
From the extravagant red inner pool, one can see the outside pool and veranda. A superb mirror case, and exceptional modern furniture make the cigar room’s mood feel very theatrical. The living room has a grandiose fireplace, covered with metallic tiles in silver and gold. Its bold colors–black, brown and silver–create a soothing and elegant atmosphere. The master bedroom is completely separated from the rest of the house and has an impressive velvet bed and silk wallpapers on the walls.

This post comes courtesy of Ismini Karali, who used our “make a guest post” page. Got a great lead, product find or idea? Share yours and it could make it on the 2Modern blog!

Credit : 2Modern

Jika Gunung Ini Meletus, 2/3 Amerika Hancur

Gunung Yellowstone menunjukkan tanda-tanda peningkatan aktivitas sejak tahun 2004 lalu.

Taman Nasional Yellowstone di negara bagian Wyoming, Montana, dan Idaho, Amerika Serikat berada tepat di bawah puncak salah satu gunung api terbesar di dunia, Yellowstone. Sebuah supervulkano atau gunung api super. 

Para ahli mengkhawatirkan, gunung yang masih aktif ini bakal meletus. Apalagi, kaldera Yellowstone menunjukkan tanda-tanda peningkatan aktivitas sejak tahun 2004 lalu. 

Apa yang terjadi jika Yellowstone meletus? Jawabannya, tragedi. Kekuatan erupsinya diperkirakan ribuan kali lebih kuat dari letusan gunung St Helena pada tahun 1980. 

Yellowstone akan memuntahkan lava ke langit, sementara abunya yang panas akan mematikan tanaman dan mengubur wilayah sekitarnya hingga radius 1.000 mil atau lebih dari 1.600 kilometer.

Tak hanya itu, dua per tiga wilayah Amerika Serikat bisa jadi tak bisa dihuni karena udara beracun yang berhembus dari kaldera. Ribuan penerbangan terpaksa dibatalkan, jutaan orang menjadi pengungsi. 

Ini adalah mimpi buruk yang diprediksi para ilmuwan, jika Yellowstone kembali meletus untuk kali pertamanya dalam 600.000 tahun. Berita buruknya, ini mungkin terjadi di masa depan. 

Penelitian menunjukkan, kaldera Yellowstone telah meletus tiga kali dalam kurun waktu 2,1 juta tahun. 

Kekhawatiran para ahli bukannya tanpa dasar. Peningkatan terekam sejak tujuh tahun lalu. Juga, dalam tiga tahun terakhir, lantai gunung naik tiga inchi per tahun. Ini tingkat peningkatan tercepat sejak pencatatan yang dimulai tahun 1923. 
Namun, kurangnya data tak memungkinkan para ilmuwan memprediksi kapan gunung super itu bakal meletus. 

Ahli vulkanologi dari University of Utah, Bob Smith mengatakan, pengangkatan itu luar biasa karena meliputi wilayah yang cukup luas. 

Awalnya, tambah dia, para ilmuwan khawatir peningkatan itu bisa mengarah ke letusan. Untungnya, "kami melihat magma berada di kedalaman sepuluh kilometer, kami tidak begitu khawatir," kata dia, seperti dimuat Daily Mail, Selasa 25 Januari 2011.
Lain halnya jika magma berada di kedalaman dua atau tiga kilometer, para ahli bakal panik.

Sementara, Robert B. Smith, profesor geofisika di University of Utah, mengatakan, ruang magma gunung super itu terisi batu yang mencair. 

"Tapi kita tidak tahu berapa lama proses ini berlangsung sebelum akhirnya terjadi letusan, atau sebaliknya aliran batu cair berhenti dan kaldera kembali rata."

Para ilmuwan yang memantau Yellowstone percaya, ruang penyimpanan magma atau reservoir yang membengkak di kedalaman enam mil di bawah tanah mungkin menyebabkan pengangkatan itu. 
Para ilmuwan juga mengamati gumpalan seperti kue panekuk yang terbentuk dari  batuan cair seukuran kota Los Angeles di lokasi itu.

Karena kondisinya yang ekstrem, sulit bagi ilmuwan untuk menentukan apa sebenarnya yang sedang terjadi di bawah Yellowstone.

Kaldera Yellowstone


Credit : VivaNews

Ikan Hiu Tak Bisa Bedakan Warna

Ke depannya, peneliti bisa mengembangkan perlengkapan renang yang sulit dilihat hiu.

Menurut sebuah penelitian terbaru yang dilakukan oleh peneliti dari University of Western Australia, diketahui bahwa ikan hiu tidak bisa membedakan warna. Buta warna pada ikan hiu ini bisa membawa manfaat bagi perenang, peselancar, dan bahkan ikan hiu itu sendiri.

Menggunakan teknik yang disebut Micro-spectrophotometry, sekelompok peneliti yang dipimpin oleh Nathan Scott Hart melihat ke sel retina milik 17 spesies hiu yang ada di perairan Queensland dan Australia Barat.

Pada seluruh 17 spesies, peneliti menemukan, sel penerima cahaya yang paling umum digunakan adalah ‘rod cell’ yang sangat sensitif terhadap cahaya dan memungkinkan hiu melihat dalam gelap. Namun demikian, dengan sel itu hiu tidak bisa membedakan warna.

Selain itu, hiu juga tidak memiliki cukup banyakcone cell yang mampu merespon secara langsung terhadap cahaya pada panjang gelombang tertentu. Sebagai gambaran, pada mata manusia, berbagai macam cone cell tersedia untuk membedakan warna-warna yang ditangkap mata.

Pada 10 dari 17 spesies hiu yang diteliti, tidak ada cone cell yang ditemukan. Hanya 7 spesies hiu yang punya cone cell, sayangnya semuanya hanyalah tipe tunggal, yang hanya sensitif terhadap panjang gelombang sekitar 530 nanometer, yang merupakan panjang gelombang untuk warna hijau.

“Dengan sistem retina ini berarti hiu mampu membedakan misalnya antara abu-abu dan abu-abu yang lebih gelap,” kata Scott Hart, seperti dikutip dari ScienceDaily, 19 Januari 2011. “Namun demikian, kemungkinan besar, ia tidak bisa membedakan abu-abu dengan warna lain,” ucapnya. 

Manfaat penemuan ini adalah, dengan memanfaatkan kondisi buta warna ikan hiu, peneliti bisa mengembangkan perlengkapan renang yang bisa menurunkan peluang hiu mendeteksi manusia.

“Kita bisa mendesain alat pancing, pakaian renang, dan perlengkapan selancar yang memiliki kontras visual yang lebih rendah bagi ikan hiu,” kata Scott Hart. “Dengan demikian, perlengkapan itu menjadi kurang ‘menarik perhatian’ mata ikan hiu,” ucapnya. 



Credit : VivaNews

Makhluk Penghuni Dasar Laut Terdalam

Laut dalam, di mana manusia biasa tidak bisa hidup, banyak hewan-hewan yang menakjubkan.


Puncak Gunung Everest, yang berada di ketinggian 8.848 meter merupakan titik tertinggi yang ada di planet Bumi. Lalu, di manakah titik terendah yang ada di permukaan bumi?


Dengan kedalaman mencapai 11.030 meter di bawah permukaan laut, palung Mariana merupakan kawasan terendah di permukaan Bumi. Palung ini berada di samudera Pasifik, di sekitar timur laut Indonesia atau selatan Jepang.

Saking dalamnya, tekanan air di dasar palung itu mencapai 8 ton per inci persegi. Artinya, ada beban seberat 8 ton yang ditampung oleh ruang seluas 1 inci persegi.


Sebagai gambaran, di permukaan laut, tekanan udara yang mengelilingi tubuh kita adalah 15 pound atau 0,0075 ton per inci persegi. Manusia tanpa perlengkapan pernafasan bantuan tak akan mampu bertahan pada tekanan 355 pound atau 0,1775 ton per inci persegi. Apalagi 8 ton. 



Sebagai contoh, paraliparis Copei Copei. Ia hidup di kedalaman 200 – 1692 meter. Ukurannya 17cm. Hewan lain, misalnya Glowing Sucker Octopus (Stauroteuthis Syrtensis) hidup di kedalaman 2500 meter. Ukurannya bisa mencapai 50cm. 



Dumbo Octopus (Grimpoheuthis), bisa hidup di kedalaman 300-5000 meter. Ukuran hingga hewan ini mencapai 150 cm. Ada pula Hirondellea gigas yang bisa hidup di kedalaman 10.900 m, dan masih banyak lagi.  (Frozenly.com, Edliadi).
Lalu, adakah kehidupan di kedalaman laut seperti itu? Ternyata ada, dan luar biasa indahnya. Berikut foto: Misteri Hewan Laut Dalam.


Credit : VivaNews

Wednesday, January 26, 2011

Pembangkit Listrik Tenaga Matahari Malam

Sistem sel surya generasi baru ini memiliki efisiensi secara keseluruhan mencapai 46%.

Sekelompok peneliti asal Amerika Serikat berhasil mengembangkan sel surya generasi baru. Dibanding sebelumnya, sel surya yang dikembangkan mampu membangkitkan energi meskipun di malam hari. Temuan ini menjanjikan hadirnya alternatif sumber energi terbarukan.

“Kuncinya adalah pada kemampuan untuk “memanen” radiasi inframerah dan juga cahaya yang terlihat,” kata Steven Novack, peneliti dari Idaho National Laboratory, US Department of Energy, seperti dikutip dari Upi, 22 Desember 2010.
Novack menyebutkan, hampir separuh dari energi yang tersedia di spektrum radiasi surya berada di jalur inframerah, dan inframerah dipancarkan kembali dalam bentuk panas oleh permukaan Bumi, setelah matahari tenggelam. “Artinya, sel surya itu juga bisa menangkap sejumlah energi sepanjang malam,” ucapnya.

Unit sistem yang menggunakan sel surya generasi baru ini, Novack memperkirakan, akan memiliki efisiensi secara keseluruhan mencapai 46 persen. Sebagai perbandingan, sel surya silikon yang paling efisien yang ada saat ini hanyalah mencapai efisiensi hingga 25 persen.

Selain itu, sel surya yang ada saat ini hanya bisa menghasilkan energi maksimum hanya jika pada kondisi tertentu. Sebagai contoh, jika Matahari sedang berada di posisi yang kurang pas, maka sinar matahari yang dipancarkan ke silikon sel surya itu malah dipantulkan, bukannya diserap untuk disimpan menjadi energi cadangan.

Novack mengklaim, sel surya generasi baru yang ditemukan mampu menyerap radiasi sinar Matahari dari berbagai sudut, sehingga mampu menghasilkan energi lebih banyak.



Credit : VivaNews

Ponsel Android Akan Dikirim ke Luar Angkasa

Jika smartphone bisa bekerja di luar angkasa, akan ada banyak teknologi baru.



Peneliti asal University of Surrey, Inggris, bekerjasama dengan Surrey Satellite Technology Ltd, sebuah perusahaan pembuat satelit berusaha mengembangkan satelit mini yang disebut STRaND-1 (Surrey Training Research and Nanosatellite Demonstrator). Ini satelit mini yang menggunakan komponen yang umum dipasang di smartphone.

“Jika smartphone terbukti bisa bekerja di luar angkasa, maka akan terbuka jalan terhadap hadirnya banyak teknologi baru,” kata Chris Bridges, ketua tim peneliti STRaND-1, seperti diktip dari Space, 26 Januari 2011.

Bagi banyak orang atau perusahaan bergerak di bidang-bidang yang terkait angkasa luar, kata Bridges, teknologi ini memungkinkan mereka untuk tetap berkomunikasi dengan biaya yang lebih terjangkau. 

Menurut para peneliti, dengan bobot kurang dari empat kilogram, harga komponen-komponen smartphone itu kurang dari US$476 atau Rp4,28 juta. Adapun ongkos pembuatannya menjadi satelit lebih murah dari harga sebuah mobil.

“Seluruh proyek, termasuk biaya produksi dan peluncurannya ke luar angkasa nantinya, diperkirakan ada di bawah US$397 ribu atau Rp3,5 miliar,” ucap Bridges.

Tim pengembang STRaND-1 menyebutkan, smartphone cocok untuk teknologi satelit karena ia mendukung GPS, kamera video, sensor dan WiFi. “Ponsel luar angkasa” itu akan menggunakan sistem operasi Android, namun peneliti tidak mengungkapkan komponen milik ponsel apa yang mereka gunakan di satelit STRaND-1. 

Dari sisi software, aplikasi penerbangan telah diinstalasikan di telepon itu untuk memungkinkannya mengawasi navigasi dan sistem kontrol, bahkan dorongan plasma saat ia dilontarkan ke luar angkasa.

Meski demikian, ponsel Android itu masih tetap perlu dimodifikasi. Pasalnya, ponsel yang ada saat ini tidak didesain untuk dikirim ke luar angkasa. Peneliti masih harus banyak melakukan uji coba fungsionalitas sampai ponsel bisa dipakai di luar angkasa. 



Credit : VivaNews